Pandangan Aliran Progresivisme dalam Pendidikan
Dasar filosofis dari aliran progresivisme
adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik
berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari prinsip-prinsip spiritualistik
dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang perkembangan
anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
Implikasi Aliran Progresivisme dalam
Pendidikan
Ada beberapa pandangan filsafat progresivisme, antara lain :
1.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut aliran
progresivisme sebagaimana dikemukakan Dewey adalah menjadikan warga negara yang
demokratis.
2.
Kurikulum Pendidikan
Dalam bidang kurikulum, aliran progresivisme
lebih mengutamakan bidang studi seperti fisika, sejarah, keterampilan, serta
hal-hal yang berguna atau langsung dapat dirasakan kemanfaatannya oleh
masyarakat.
3.
Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme
diantaranya adalah :
a.
Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan
progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan
bakat dan minatnya.
b.
Metode Memonitor Kegiatan Belajar,
Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan
bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung
kegiatan belajar tersebut.
c.
Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan
progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada
penyusunan konsep.
d.
Pemerintahan Pelajar, Pendidikan
progresif memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam
kehidupan sekolah.
e. Kerjasama
Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya kerjasama
antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan
kegiatan yang diperlukan anak.
f. Sekolah
Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk
belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan
baru pendidikan.
4. Pendidikan
Progrisivisme di dasarkan pada
keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada
guru atau bidang muatan. Dalam pendidikan progresivisme
ini menekankan pada proses kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa
dengan menjadikan siswa sebagai “subjek", sehingga tolak ukur dalam proses
pembelajaran di sesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian maka aliran progresivisme menolak
semua pandangan yang berasan dari aliran yang menjadikan siswa sebagai “objek”
dari proses pembelajaran.
5. Pelajar
Kaum progresiv menganggap subjek-subjek didik adalah aktif,
bukan pasif, sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas
ruang kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah
diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip
pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak
itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak
mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai
harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.
6.
Pengajar (guru)
Guru dalam melakukan tugasnya
mempunyai peranan sebagai :
a. Fasilitator,
orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan kelancaran proses belajar
sendiri siswa.
b. Motivator,
orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar sendiri.
c. Konselor,
orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah yang
dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang
baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan
siswa, serta kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan baik.
Sumber:
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), 144.
As Said, Filsafat Pendidikan, 91.
Usiono, Pengantar
Filsafat, 144.
Mudyahardjo, Pengantar, 46-147.
Sangat bermanfaat :) izin dijadikan bahan referensi tugas makalah saya :) Terimakasih
BalasHapusmanfaat. semoga berkah
BalasHapusIzin kan saya untuk menjadi kan pemahaman mbak jdi makalah sy terimakasih
BalasHapus