Rabu, 21 Desember 2016

Pandangan dan Implikasi Aliran Progresivisme dalam Pendidikan



Pandangan Aliran Progresivisme dalam Pendidikan
Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
Implikasi Aliran Progresivisme dalam Pendidikan
Ada beberapa pandangan filsafat progresivisme, antara lain :
1.    Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut aliran progresivisme sebagaimana dikemukakan Dewey adalah menjadikan warga negara yang demokratis.
2.    Kurikulum Pendidikan
Dalam bidang kurikulum, aliran progresivisme lebih mengutamakan bidang studi seperti fisika, sejarah, keterampilan, serta hal-hal yang berguna atau langsung dapat dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat.
3.    Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya adalah :
a.    Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
b.    Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung kegiatan belajar tersebut.
c.    Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
d.   Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
e.    Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
f.     Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru pendidikan.
4.    Pendidikan
Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Dalam pendidikan progresivisme ini menekankan pada proses kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa dengan menjadikan siswa sebagai “subjek", sehingga tolak ukur dalam proses pembelajaran di sesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian maka aliran progresivisme menolak semua pandangan yang berasan dari aliran yang menjadikan siswa sebagai “objek” dari proses pembelajaran.
5.    Pelajar
Kaum progresiv menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.
6.    Pengajar (guru)
Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :
a.    Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan kelancaran proses belajar sendiri siswa.
b.    Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar sendiri.
c.    Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan baik.

Sumber:
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 144.
As Said, Filsafat Pendidikan, 91.
Usiono, Pengantar Filsafat, 144.
Mudyahardjo, Pengantar, 46-147.


3 komentar:

  1. Sangat bermanfaat :) izin dijadikan bahan referensi tugas makalah saya :) Terimakasih

    BalasHapus
  2. Izin kan saya untuk menjadi kan pemahaman mbak jdi makalah sy terimakasih

    BalasHapus