Rabu, 21 Desember 2016

Aliran Filsafat Pendidikan - Rekontruksionalisme



1.    Aliran Rekontruksionalisme
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Aliran ini memersepsikan bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau subordinate dari kedaulatan dan otoritas internasional.
2.    Prinsip-Prinsip Pendidikan Rekonstruksionalisme
Prinsip-prinsip pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Brameld (Kneller,1971) terdiri atas 5 tesis, yaitu:
a.    Pendidikan harus dilaksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata social baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan social masyarakat modern. Sekarang peradaban menghadapi kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus mensponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Oleh karena itu, kekuatan teknologi yang sangat hebat harus dimanfaatkan untuk membangun umat manusia dan bukan untuk menghancurkannya. Masyarakat harus diubah bukan melalui tindakan politik tapi melalui pendidikan bagi para warganya menuju suatu pandangan baru tentang hidup bersama.
b.    Masyarakat  harus berada dalam kehidupan demokratis sejati, di mana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri. Semua yang mempengaruhi harapan dan hajat masyarakat, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, industri dan sebagainya yang akan menjadi tanggung jawab rakyat, melalui wakil-wakil yang dipilih. Masyarakat ideal dalah masyarakat demokratis.
c.    Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya social. Menurut rekonstruksionisme, hidup beradab adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok akan memainkan peran yang penting di sekolah. Melalui pendidikan, individu tidak hanya mengembangkan aspek-aspek sosialnya melainkan juga belajar bagaimana keterlibatannya dalam perencanaan social.
d.   Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara bijaksana dan memerhatikan prosedur yang demokratis. Guru harus melaksanakan pengujian secara terbuka terhadap fakta-fakta, laupun bertentangan dengan pandangannya. Guru menghadirkan beberapa pemecahan alternative dengan jelas, dan ia memperkenankan  siswa-siswanya untuk mempertahankan pandangan-pandangan mereka sendiri.
e.    Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains social. Yang penting dari sains social adalah mendorong kita untuk menemukan nilai-nilai, di mana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu besifat universal.

Sumber:
Pillow, Farenta’s. “Pendidik Terkemuka yang Mendukung Filsafat Pendidikan Reconstructionism Sosial”. 22 maret 2011
H.W, Gandhi Teguh Wangsa. Filsafat Pendidikan Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011
Indar, M. Djumberansjah. Filsafat pendidikan. Surabaya : Abditama. 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar