Jumat, 30 Desember 2016

Filosofi Jam Dinding

Jam adalah alat penunjuk waktu, sebuah jam banyak macamnya, seperti jam tangan, jam dinding dan lain-lain. Setiap jam pada umumnya terus bergerak berputar dan terus berulang. Jam ibarat saksi bisu perjalanan hidup kita, dari bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat kuliah dan seterusnya, sebuah jam telah menjadi saksi dan juga merekam semua kejadian itu dengan rapih, semua aktifitas itu terus berulang seperti hal yang nampak sama, waktu sendiri terus berputar tapi setiap kejadian yang terjadi pada setiap detik itu tidak akan sama lagi. Minggu kemarin, hari kemarin, beberapa jam tadi, beberapa menit yang tadi bahkan beberapa detik yang lalu, tidak akan bisa terulang lagi dengan kejadian yang sama terkecuali karena kebetulan semata
Jarum jam yang terus berputar dan bisa kapan saja mati entah karena rusak ataupun kehabisan baterai, bahkan disaat-saat terakhir baterai jam pun tetap berusaha dan memaksakan kehendak untuk berputar, seperti yang bisa kita lihat sendiri saat jam mulai terlihat lelah, jarum jam yang semestinya berdetak ke kanan bisa berbelok arah menjadi berdetak ke kiri dan saat itu mulai lambatlah langkahnya.
Hal tersebut juga mencerminkan kehidupan manusia yang setiap detiknya akan berkurang, Tapi tak ada yang tau berapa lama lagi waktu yang tersisa dalam hidup seorang manusia, entah esok, lusa, bahkan hari ini, tak akan ada yang tahu bertahan berapa lama lagi kita di muka bumi ini.
Hidup hanya sekali, tak ada mesin-mesin canggih seperti yang dimiliki Doraemon yang bisa memutar waktu sesuai kehendaknya, bisa kembali ke zaman yang diinginkan dan memperbaiki kesalahan pada saat itu, pergi ke masa depan dan mengubah semua kejadian buruk menjadi kejadian yang indah, menghapus semua kesalahan menjadi sebuah keberuntungan tapi itu hanya fiktif belaka, yang ada sekarang adalah kenyataan yang harus kita hadapi. Mustahil apabila bisa mengulang waktu, waktu kita sebenarnya tidak banyak, duduk terdiam hanya meratapi kesalahanpun tak ada guna. Oleh sebab itu, jika kita mengisi detik demi detiknya dengan hal yang buruk apa yang akan terjadi ? bukankah hanya penyesalan yang menanti kita ?
Fungsi jam selain penujuk waktu adalah lambang keindahan, seperti halnya jam tangan, bagi seorang pria zaman sekarang lebih banyak yang merasa percaya diri apabila mengenakan sebuah jam tangan bahkan ada yang berasumsi bahwa jam tangan adalah sesuatu yang wajib diperhatikan selain pakaian, sepatu dan lain-lain, tidak jarang juga pria yang rela merogoh biaya yang luar biasa untuk membeli jam tangan yang berkualitas dan menunjang penampilan, oleh sebab itu sekarang banyak sekali merk jam tangan yang popular dikalangan ini.
Apabila dilihat lebih dalam lagi, sebuah jam tangan bukan sekedar aksesoris belaka tapi bisa kita temukan juga nilai estetika dari benda ini. Dan dengan hal ini juga kita bisa menyimpulkan bahwa sebuah jam juga bisa sebagai penunjuk status sosial.
Apabila kita berbicara mengenai jam dinding mungkin yang terbesit dalam pikiran kita adalah jam yang hanya berfungsi menghiasi dinding rumah atau kantor, tapi siapa sangka dibalik fungsi jam dinding yang menurut kita sangat sederhana, dia mempunyai komitmen untuk terus berjalan detik demi detiknya tak peduli ada yang memperhatikan atau tidaknya. Walau tidak seberuntung jam tangan yang selalu dibawa kemana pun tuannya pergi tapi jam dinding tetap bangga karena dialah yang terpajang dan selalu terpampang di dinding rumah. Hal ini memberi arti bahwa tak peduli orang menilai kita bagaimana, yang terpenting kita sudah memberikan dan mengusahakan yang terbaik sesuai kemampuan.
Seorang pemalas, memahami arti sebuah jam mungkin hanya sebatas perhiasan dan alat penunjuk waktu yang biasa karena setiap yang dilalui itu terasa sama saja, “nothing special” itu motonya setiap hari, karena hidupnya sendiri tak bermakna bagi dirinya sendiri apalagi untuk orang lain disekelilingnya ? sungguh hidup yang datar dan mungkin suatu saat sang pemalas ini akan merasakan dampaknya akibat rasa malasnya itu beda halnya dengan orang yang rajin, dia sangat menghargai detik demi detik yang berputar pada jarum jamnya, tentu dia sadar akan pentingnya setiap detik itu. Dia sadar apa yang akan dibuatnya dapat berpengaruh di masa kini bahkan di masa depan juga orang disekitarnya.
Ada sebuah peribahasa berbunyi, “Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai di kemudian hari”, dapat diartikan segala sesuatu yang kita lakukan di masa sekarang akan sangat berpengaruh di masa depan nanti. Bisa dibayangkan apabila kita menanam keburukan di masa sekarang, misalnya kita melakukan korupsi saat ini, mungkin yang kita akan rasakan pertama kali hanya kenikmatan duniawi yang tentu hanya bersifat sementara, tapi siapa sangka bangkai yang disembunyikan serapih mungkin pun lama kelamaan akan tercium juga, setelah itu hanya kesengsaraan yang akan menghantui maka dari itu kita harus sadar bahwa yang akan kita dapatkan di masa depan juga adalah sebuah keburukan jika kita memang menanam keburukan di masa lampau, beda halnya apabila kita menanam sebuah kebaikan yang penuh manfaat, tentu kita akan mendapat kebaikan dan hasil yang memuaskan di masa yang mendatang.
Kesempatan tak akan datang dua kali, setelah kesempatan itu datang baiknya manfaatkan hal tersebut sebaik mungkin, ketika kita masih mempunyai waktu, ketika jarum jam masih bergerak detik demi detiknya, tak ada salahnya mengisi sisa hidup dan waktu kita dengan kebaikan, bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk orang lain. Karena memberi kebaikan untuk orang lain juga berarti kita memberikan kebahagiaan kepada orang itu.
Sebuah jam memberikan makna yang luar biasa kepada kita, jam itu ibarat saksi bisu perjalanan hidup kita, selain mengandung nilai estetika, setiap detik yang bergerak pada jarum jamnya sangat berarti untuk dilalui dengan sesuatu yang bermanfaat, tak peduli orang menilai apa, yang terpenting kita mempunyai komitmen yang kuat untuk bekerja keras, memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, berambisi pun perlu untuk mengejar apa yang kita inginkan tapi baiknya sesuai dengan kadar kemampuan dari masing-masing individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar