Sabtu, 10 Desember 2016

Cabang Ilmu Filsafat - Ontologi



Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disisi lain, ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada. Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf.
Dalam perkembangannya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontology.
Ontologi sering diidentikan dengan metafisika yang juga disebut proto-filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab akibat, realita, atau Tuhan dengan segala sifatnya.
Objek material ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas trampil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau pluralisme.
Hubungan antara ontologi dengan pendidikan
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :
1.    Metodis          : Menggunakan cara ilmiah.
2.    Sistematis       : Saling berkaitan satu sama lain secara teratur  dalam satu keseluruhan.
3.    Koheren          : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.
4.    Rasional          : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5. Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
6.    Radikal            : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
7.    Universal         : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum  yang berlaku dimana saja.

Sumber:
WibSurajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Susanto, A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Idi, Jalaluddin Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar