Rabu, 21 Desember 2016

Pandangan dan Implikasi Aliran Perennialisme dalam Pendidikan



Pandangan Aliran Perenialisme Dalam Pendidikan
Pendidikan menurut Aliran Perenialisme dipandang sebagai Education As Cultural Regression : Pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal tersebut. Perenialisme percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal dan abadi.
Robert M. Hutchins dalam Jalaluddin Abdullah (2007:116) mengemukakan “Pendidikan mengimplikasikan pengajaran. Pengajaran mengimplikasikan pengetahuan. Pengetahuan dalah kebenaran. Kebenaran di mana pun dan kapan pun adalah sama. Karena itu kapan pun dan di mana pun pendidikan adalah sama”. Selain itu pendidikan  dipandang sebagai suatu persiapan untuk hidup, bukan hidup itu sendiri.
Implikasi Perenialisme dalam Pendidikan
1.    Pendidikan
Perenialisme memandang edukation as cultural regresion: pendidikan sebagai jalan kembali,atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan yang ideal.
2.    Tujuan pendidikan
Bagi perenialist bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah yang harus menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan pendidikannya adalah membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nila-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup.
3.    Sekolah
Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite itelektual yang mengetahui kebenaran dan suatu waktu akan meneruskannya kepada generasi pelajar yang baru. Sekolah adalah lembaga yang berperan mempersiapkan peserta didik atau orang muda untuk terjun kedalam kehidupan. Sekolah bago perenialist merupakan peraturan-peraturan yangartificial dimana peserta didik berkenalan dengan hasil yang paling baik dari warisan sosial budaya.
4.    Kurikulum
Kurikulum pada aliran ini berpusat pada mata pelajaran, dan cenderung menitikberatkan pada: sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah. Kurikulum adalah pendidikan liberal.
5.    Metode
Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
6.    Peranan guru dan peserta didik
Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “mirid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan moral authority (otoritas moral) atas murid-muridnya karena ia seorang propesional yang qualifietdan superior dibandingkan muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih, dan perfect knowladge.

Sumber:
Jalaluddin, Abdullah Idi.(2007). Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat dan pendidikan. Yogyakarta:Media Ar-Ruzz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar