Rabu, 21 Desember 2016

Aliran Filsafat Pendidikan - Progressivisme



1.    Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme adalah suatu aliran yang sangat berpengaruh di abad ke-20 ini. Pengaruh ini sangat terasa sekalli khususnya di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan dalam dunia pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran Progressivisme ini. Biasanya aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup liberal –“The liberal road to culture”. Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam suatu daerah yang positif. Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, peserta didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa datang.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan fasilitator agar peserta didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahkan masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru, dalam kelompoknya.
Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
2.    Prinsip – prinsip Pendidikan Menurut Aliran Progresivisme
Prinsip – prinsip pendidikan yang didasarkan pada aliran progresivisme antara lain :
a.    Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang intelegen yaitu kehidupan yang mencakup interpretasi dan rekonstruksi pengalaman. Tidak ada tujuan pendidikan umum atau akhir pendidikan. Pendidikan adalah pertumbuhan untuk menghasilkan pertumbuhan berikutnya.
b.    Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan minat anak yang dijadikan sebagai dasar motivasi belajar, sekolah menjadi child centered dimana proses belajar ditentukan terutama oleh anak.
c.    Belajar melalui pemecahan masalah akan menjadi preseden pemberian subjek materi. Jadi belajar harus dapat memecahkan masalah yang penting dan bermanfaat bagi kehidupan anak.
d.   Peranan guru tidak langsung, melainkan memberikan petunjuk kepada peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kebebasan merencanakan perkembangan diri mereka, dan pendidik hendaknya membimbing kegiatan mereka.
e.    Sekolah harus memberikan semangat untuk bekerja sama, bukan mengembangkan persaingan. Progresif berpandangan bahwa kasih sayang dan persaudaraan lebih berharga bagi kehidupan dari pada persaingan dan usaha pribadi.
f.     Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan. Demokrasi, pertumbuhan, dan pendidikan saling berhubungan. Untuk mengajar demokrasi, sekolah itu sendiri harus demokratis.
3. Aliran Progresivisme dan Kurikulum
Ada lima aspek kurikulum dalam aliran Progresivisme, yaitu
a.    Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah pertama mencari pola dan design yang baru.
b.    Korelasi antara dua atau lebih subject-matter, misalnya antara bahasa nasional dengan social-studies.
c.    Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya: “pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam dan arts.
d.   “Core-curriculum” suatu kelompok mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan sebagai kebutuhan umum yang utama.
e.    “Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan pengalaman dengan menekankan pada unit – unit tertentu.
4. Perkembangan Aliran Progressivisme
Dalam asas modern – sejak abad ke-16 Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant dan Hegel dapat dapat disebut sebagai penyumbang-penyumbang dalam proses terjadinya aliran pragmatisme-Progressivisme. Dalam abad ke-19 dan ke-20 ini tokoh-tokoh pragmatisme terutama terdapat di Amerika Serikat. Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada pragmatisme karena kepercayaan mereka akan demokrasi dan penolakan terhadap sikap dogmatis, terutama dalam agama.




Sumber :
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Alwasilah, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Theodore Brameid, The Patern of Educational Philosophy,  The Mac. Millan Company, New York, 1956

Tidak ada komentar:

Posting Komentar