1. Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme adalah suatu aliran yang sangat berpengaruh
di abad ke-20 ini. Pengaruh ini sangat terasa sekalli khususnya di Amerika
Serikat. Usaha pembaharuan dalam dunia pendidikan pada umumnya terdorong oleh
aliran Progressivisme ini. Biasanya aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup liberal –“The liberal road to culture”. Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang
terus menerus dalam suatu daerah yang positif. Apa yang dipandang benar
sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, peserta
didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa kini, melainkan mereka
harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa datang.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator agar peserta didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan
memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting
bagi kehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut
abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta
didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di
dalam kelompok, memecahkan masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan
oleh guru, dalam kelompoknya.
Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia
pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik
maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam
dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali,
1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan
yang otoriter.
2. Prinsip – prinsip Pendidikan Menurut Aliran
Progresivisme
Prinsip – prinsip pendidikan yang didasarkan pada aliran progresivisme
antara lain :
a. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang intelegen yaitu kehidupan yang
mencakup interpretasi dan rekonstruksi pengalaman. Tidak ada tujuan pendidikan
umum atau akhir pendidikan. Pendidikan adalah pertumbuhan untuk menghasilkan
pertumbuhan berikutnya.
b. Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan minat anak yang
dijadikan sebagai dasar motivasi belajar, sekolah menjadi child centered
dimana proses belajar ditentukan terutama oleh anak.
c. Belajar melalui pemecahan masalah akan menjadi preseden pemberian subjek
materi. Jadi belajar harus dapat memecahkan masalah yang penting dan bermanfaat
bagi kehidupan anak.
d. Peranan guru tidak langsung, melainkan memberikan petunjuk kepada
peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kebebasan merencanakan
perkembangan diri mereka, dan pendidik hendaknya membimbing kegiatan mereka.
e. Sekolah harus memberikan semangat untuk bekerja sama, bukan
mengembangkan persaingan. Progresif berpandangan bahwa kasih sayang dan
persaudaraan lebih berharga bagi kehidupan dari pada persaingan dan usaha pribadi.
f. Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang diperlukan bagi
pertumbuhan. Demokrasi, pertumbuhan, dan pendidikan saling berhubungan. Untuk
mengajar demokrasi, sekolah itu sendiri harus demokratis.
3. Aliran Progresivisme dan Kurikulum
Ada lima aspek kurikulum dalam aliran Progresivisme, yaitu
a. Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah pertama
mencari pola dan design yang baru.
b. Korelasi antara dua atau lebih subject-matter, misalnya antara bahasa
nasional dengan social-studies.
c. Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan,
misalnya: “pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam dan arts.
d. “Core-curriculum” suatu kelompok mata pelajaran yang memberi pengalaman
dasar dan sebagai kebutuhan umum yang utama.
e. “Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan
pengalaman dengan menekankan pada unit – unit tertentu.
4. Perkembangan Aliran Progressivisme
Dalam asas
modern – sejak abad ke-16 Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant dan Hegel
dapat dapat disebut sebagai penyumbang-penyumbang dalam proses terjadinya
aliran pragmatisme-Progressivisme. Dalam abad ke-19 dan ke-20 ini tokoh-tokoh
pragmatisme terutama terdapat di Amerika Serikat. Thomas Paine dan Thomas
Jefferson memberikan sumbangan pada pragmatisme karena kepercayaan mereka
akan demokrasi dan penolakan terhadap sikap dogmatis, terutama dalam agama.
Sumber :
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Alwasilah, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Theodore Brameid, The Patern of Educational Philosophy,
The Mac. Millan Company, New York, 1956
Tidak ada komentar:
Posting Komentar