Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya
memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran sejati. Agama yang dimaksud
disini adalah agama samawi yaitu agama yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi dan
rasulnya. Dibalaik persamaan itu terdapat perbedaan antara eduanya. Dalam agama
ada beberapa hal yang penting, misalnya Tuhan, kebajikan, baik buruk, surga
neraka, dan lain-lain. Hal tersebut diselidiki oleh filsafat.
Oleh karena itu menyelidiki sesuatu yang ada dan mungkin ada, dapat
saaja agama yang terang ada itu difilsafatkan, artinya ditinjau secara
filsafat. Etika yang menyelidiki tingkah laku manusia dari sudut baik buruknya
tentu sama pula dalam hal-hal keagamaan. Alasan filsafat untuk menerima kebenaran
hanya dari penyelidikan sendiri, yakn hasil fikiran belaka bukan berarti bahwa
filsafat mengingkari adanya kebenaraan lain atau dalam hal ini adaalah
kebenaran agama, filsafat tidak mengingkari atau mengurangi wahyu, tetapi ia
tidak mendasarkan penyelidikan pada wahyu. Dalam filsafat, untuk mendapatkan
kebenaran hakiki manusia harus mencarinya sendiri dengan menggunakan alat yang
dimilikinya berupa segala potensi lahir dan batin. Sedangkan dalam agama untuk
mendapatkan kebenaran hakiki manusia tidak hanya mencarinya sendiri, melainkan
ia harus menerima hal-hal yang diwahyukan Tuhan dengan kata singkat percaya
atau iman.
Walaupun antara kebenaran yang disajikan oleh agama mungkin serupa
dengan kebenaran yang dicapai oleh filsafat, tetapi agama tidak bisa disamakan
dengan filsafat. Perbedaan ini disebabkan cara pandang yang berbeda, disatu
pihak agama mendasarkan diri kepada kebenaran wahyu (keimanan) dilain pihak
filsafat bedasarkan penelitian yang menggunakan potensi manusiawi ebagai
satu-satunya alat ukur kebenran, yaitu akal manusia.
Persamaan
Filsafat dan agama
bertujuan sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran.
Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri, mencari kebenaran tentang alam dan
termasuk didalamnya manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun tentang manusia (yang belum atau tidak
dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau diatas jangkauannya) ataupun
tentang Tuhan.
Perbedaan
Filsafat bersumber dari
ra’yu (akal, budi, rasio) manusia. Sedangkan agama bersumber wahyu dari Allah.
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan (menggembarakan
atau menggelanakan) akal budi secara
radikal (mengakar) dan integral (menyeluduh) serta universal (mengalam) tidak
merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri
bernama logika. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dalam agama dengan
jalan mempertanyakan masalah asasi dari kitab suci, kodifikasi. Firman ilahi
untuk manusia diatas planet bumi.
Kebenaran filsafat
adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara emperi,
riset, dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun filsafat, kedua-duanya
nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran bersifat mutlak (absolut), karena agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Dzat yang
Maha Besar., Maha Mutlak dan Maha Sempurna , yaitu Allah.
Sumber:
Nego, Obet Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar