Al-Kindi orang Islam yang pertama meretas jalan mengupayakan
pemaduan atau keselarasan antara filsafat dan agama atau antara akal dan wahyu. Al Kindi mempertemukan agama dan filsafat atas dasar
pertimbangan bahwa filsafat ialah ilmu tentang kebenaran dan agama juga adalah
ilmu tentang kebenaran. Oleh karena itu, maka tidak ada perbedaan antara
keduanya. Pengaruh golongan Mu’tazilah nampak jelas pada jalan pikirannya,
ketika ia menetapkan kesanggupan akal manusia untuk megetahui rahasia-rahasia
apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ilmu filsafat pertama yang meliputi
ketuhanan, keesaan, keutamaan dan ilmu-ilmu lain yang mengajarkan bagaimana
cara memperoleh hal-hal yang berguna dan menjauhkan hal-hal yang merugikan,
dibawa juga oleh Rasul-rasul dari Tuhan.
Menurut al-Kindi, kita tidak boleh malu untuk mengakui kebenaran
dan mengambilnya darimana pun datangnya, meskipun dari bangsa-bangsa lain yang
jauh letaknya dari kita. Bagi mereka yang mengakui kebenaran tidak ada sesuatu
yang lebih tinggi nilainya selain kebenaran itu sendiri dan tidak pernah
meremehkan dan merendahkan martabat orang yang menerimanya. Tidak ada yang lebih utama bagi orang yang
mencari kebenaran daripada kebenaran itu sendiri. Orang yang mengingkari
filsafat, berarti mengingkari kebenaran, dan oleh karenanya maka ia mejadi
kafir. Bahkan lawan-lawan filsafat memerlukan sekali kepada filsafat untuk
memperkuat alasan-alasannya dan tidak perlunya berfilsafat.
Dalam usaha pemanduannya ini, Al-Kindi juga membawakan ayat-ayat
al-Qur’an. Menurutnya menerima dan mempelajari filsafat sejalan dengan anjuran
al-Qur’an yang memerintahkan pemeluknya untuk meneliti dan membahas segala
fenomena dialam semesta ini. Diantara ayat-ayatnya adalah surat al-Nasyr {59}:2
...فاعتبروا
يا ا ولى الابصار
..............Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang
yang mempunyai pandangan.
Dengan demikian,
Al-Kindi telah membuka pintu bagi penafsiran filosofis terhadap al-Qur’an,
sehingga menghasilkan persesuaian antara wahyu dan akal dan antara filsafat dan
agama.
Sumber:
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar