Teori Kebenaran
Korespondensi (Teori
persesuaian)
Kebenaran
korespondesi adalah kebenaran yang bertumpu pada relitas objektif. Teori
kebenaran korespondensi adalah “teori kebenaran yang menyatakan bahwa suatu
pernyataan itu benar kalau isi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan
tersebut berkorespondensi (sesuai) dengan objek yang dirujuk oleh pernyataan
tersebut.
Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada
kesesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan
atau pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Dengan demikian kebenaran epistimologis adalah kemanunggalan/keselarasan antara
pengetahuan yang ada pada subjek dengan apa yang ada pada objek, atau
pernyataan yang sesuai dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang
sesuai dengan situasi actual.
Contohnya: ada
seseorang yang mengatakan bahwa Provinsi Yogyakarta itu berada di Pulau Jawa.
Pernyataan itu benar karena sesuai dengan kenyataan atau realita yang ada.
Tidak mungkin Provinsi Yogyakarta di Pulau Kalimantan atau bahkan Papua.
Cara berfikir
ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespodensi ini. Teori
kebenaran menurut corespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga
pendidikan moral bagi anak-anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian
moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa yang diajarkan oleh nilai-nilai
moral ini harus diartikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan anak di dalam
tingkah lakunya.
Teori korespondensi ini pada umumnya dianut oleh para pengikut
realisme.diantara pelopor teori ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, russel,
Ramsey dan Tarski. Mengenai teori korenspondensi tentang kebenaran, dapat
disimpulkan sebagai berikut: Kebenaran
adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan itu
sendiri.
Sumber:
Sumber:
Ahmad, Beni Saebani. “FILSAFAT ILMU: Kontemplasi Filosofis tentang
Seluk-beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan”. Bandung: Pustaka Setia,
2009
Kattsoff, Louis O. “Pengantar Filsafat”. Yogyakarta: Tiara
Wacana. 2004
Adib, Muhammad. “FILSAFAT ILMU: Ontologi, Epistimologi,
Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan”. Yogyakarta: Puataka Pelajar. 2010
Suriasumantri, Jujun S. “FILSAFAT ILMU: Sebuah Pengantar Populer”.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar