
Garuda
Pancasila adalah Lambang Negara Republik Indonesia. Hal ini
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dipertegaskan oleh Peraturan
Pemerintah No. 66 Tahun 1951. Penulisan nama resmi lambang negara Indonesia
tersebut terdapat dalam pasal 36 A UUD 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah
Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
Garuda
Garuda
Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yaitu Burung Garuda, Perisai dan
Pita Putih. Menurut
Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India.
Burung tersebut berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung Garuda itu
sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Garuda itu
melambangkan kemegahan atau kejayaan.
Jumlah
bulu pada sayap Garuda sebanyak 17, bulu diekor berjumlah 8, bulu di pangkal
ekor berjumlah 19 dan bulu di leher berjumlah 45. Bulu-bulu tersebut jika
digabungkan menjadi 17-8-1945, yaitu menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan.
Perisai
Di
perisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung lima buah simbol yang
masing-masing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila. Perisai yang
dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia.
Bintang
Pada
bagian tengah dari perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima
sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti
cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dibagian bintang,
terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli
yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari
segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Rantai
Pada
bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila,
yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata
rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun
melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu
sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Pohon Beringin
Pada
bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila
ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Kenapa pohon beringin yang digunakan? Karena
pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang
sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara
Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan
Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar
yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku
bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Kepala Banteng
Pada
bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan
sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki
filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah,
dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Padi dan Kapas
Di
bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut
melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi
dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang,
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan
utama dari sila kelima ini.
Garis Hitam Tebal
Di
lambang perisai sendiri, terdapat garis hitam tebal yang melintang di
tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis
khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah
dan putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera
negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan
kesucian.
Pita Putih Bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika
Pada
bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram, pita
tersebut bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Tulisan tersebut ditulis dengan
menggunakan huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka
Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap
satu jua.”
Kata
Bhinneka Tunggal Ika sendiri dikutip dari buku Sutasoma yang dikarang oleh
seorang pujangga di abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu Tantular. Kata
tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia
yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa,
serta agama.
Makna
Lambang Negara Garuda Pancasila sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia
yang terdiri dari pelbagai macam suku, ras, budaya, adat, bahasa dan agama. Apabila
seluruh masyarakat Indonesia bisa memahami filosofi lambang negara tersebut
dengan baik, maka keutuhan dan persatuan bangsa dapat terjaga. Dengan Dasar
Negara yang kuat, Indonesia akan menjadi negara besar, maju, dan rakyatnya
sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar