1. Aliran Pragmatisme
Secara Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma
yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama
artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham.
Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran
itu menuruti tindakan.Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal saja
hanya membawa akibat praktis.Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis
semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat
yang praktis yang bermanfaat.Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah
“manfaat bagi hidup praktis”. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran
ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”.Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh
Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori
itu benar kalau berfungsi (if it works).
Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang
menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis.Jika orang berkata, Rencana
ini kurang pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang
praktis.Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme
yang sebenarnya, tetapi belum menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan
bagi kehidupannyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak
mutlak. Mungkin suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan
kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang
lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua.
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun
sebenernya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat manusia
dapat mengetahui apa yang manusia alami. Pendiri filsafat pragmatisme di
Amerika adalah Charles sander perce (1839-1914), William James (1842-1910), dan
John Dewey (1859-1952).Ketiga filosof tersebut berbeda, baik dalam metodologi
maupun dalam kesimpulannya.Pragmatism peirce dilandasi oleh fisika dan
matematika, filsafta Dewey dilandasi oeh sains-sains sosial dan biologi,
sedangkan pragmatism James adalah personal, psikologis, dan
bahkan religius.
2. Sifat-sifat
Pragmatisme
Pragmatisme
mempunyai dua sifat, yaitu merupakan kritik terhadap pendekatan ideologis dan
prinsip pemecahan masalah. Sebagi kritik terhadap pendekatan ideologis,
pragmatisme mempertahankan relevansi sebuah ideologi bagi pemecahan, misalnya
fungsi pendidikan. Pragmatisme mengkritik segala macam teori tentang cita-cita,
filsafat, rumusan-rumusan abstrak yang sama sekali tidak memiliki konsekuansi
praktis. Bagi kaum pragmatis, yang penting bukan keindahan suatu konsepsi
melainkan hubungan nyata pada pendekatan masalah yang dihadapi masyarakat.
Sebagai prinsip pemecahan masalah, pragmatisme mengatakan bahwa suatu gagasan
atau strategi terbukti benar apabila berhasil memecahkan masalah yang ada,
mengubah situasi yang penuh keraguan dan keresahan sedemikian rupa, sehingga
keraguan dan keresahan tersebut hilang.
Dalam
kedua sifat tersebut terkandung segi negatif pragmatisme dan segi-segi
positifnya. Pragmatisme, misalnya, mengabaikan peranan diskusi. Justru di sini
muncul masalah, karena pragmatisme membuang diskusi tentang dasar pertanggungjawaban
yang diambil sebagai pemecahan atas masalah tertentu. Sedangkan segi positifnya
tampak pada penolakan kaum pragmatisterhadap perselisihan teoritis,serta
pembahasan nilai-nilai yang berkepanjangan sesegera mungkin mengambil tindakan
langsung.
S.
PrajaJuhaya. 2003. Aliran-Aliran Filsafat & Etika. Jakarta :Prenada
Media
MuhadjirNoeng.
2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
Tafsir
Ahmad. 2005.Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Sadulloh
Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar