Kamis, 22 Desember 2016

Aliran Filsafat Pendidikan - Pragmatisme



1.      Aliran Pragmatisme
Secara Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan.Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis.Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat.Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah “faedah” atau “manfaat”.Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works).
Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis.Jika orang berkata, Rencana ini kurang pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang praktis.Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tetapi belum menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupannyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua.
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenernya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Pendiri filsafat pragmatisme di Amerika adalah Charles sander perce (1839-1914), William James (1842-1910), dan John Dewey (1859-1952).Ketiga filosof tersebut berbeda, baik dalam metodologi maupun dalam kesimpulannya.Pragmatism peirce dilandasi oleh fisika dan matematika, filsafta Dewey dilandasi oeh sains-sains sosial dan biologi, sedangkan pragmatism James adalah personal, psikologis, dan bahkan religius.
2.    Sifat-sifat Pragmatisme
Pragmatisme mempunyai dua sifat, yaitu merupakan kritik terhadap pendekatan ideologis dan prinsip pemecahan masalah. Sebagi kritik terhadap pendekatan ideologis, pragmatisme mempertahankan relevansi sebuah ideologi bagi pemecahan, misalnya fungsi pendidikan. Pragmatisme mengkritik segala macam teori tentang cita-cita, filsafat, rumusan-rumusan abstrak yang sama sekali tidak memiliki konsekuansi praktis. Bagi kaum pragmatis, yang penting bukan keindahan suatu konsepsi melainkan hubungan nyata pada pendekatan masalah yang dihadapi masyarakat. Sebagai prinsip pemecahan masalah, pragmatisme mengatakan bahwa suatu gagasan atau strategi terbukti benar apabila berhasil memecahkan masalah yang ada, mengubah situasi yang penuh keraguan dan keresahan sedemikian rupa, sehingga keraguan dan keresahan tersebut hilang.
Dalam kedua sifat tersebut terkandung segi negatif pragmatisme dan segi-segi positifnya. Pragmatisme, misalnya, mengabaikan peranan diskusi. Justru di sini muncul masalah, karena pragmatisme membuang diskusi tentang dasar pertanggungjawaban yang diambil sebagai pemecahan atas masalah tertentu. Sedangkan segi positifnya tampak pada penolakan kaum pragmatisterhadap perselisihan teoritis,serta pembahasan nilai-nilai yang berkepanjangan sesegera mungkin mengambil tindakan langsung.


Sumber:
 S. PrajaJuhaya. 2003. Aliran-Aliran Filsafat & Etika. Jakarta :Prenada Media 
MuhadjirNoeng. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin 
Tafsir Ahmad. 2005.Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Sadulloh Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar