Menurut
Salam (2008 : 204) fenomenologi adalah studi tentang Phenomenon. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani Phainein berarti menunjukkan. Dari
kata ini timbul kata Pheinomenon berarti yang muncul dalam kesadaran
manusia. Dalam fenomenologi, ditetapkan bahwa setiap gambaran pikir dalam
pikiran sadar manusia, menunjukkan pada suatu hal keadaan yang disebut intentional
(berdasarkan niat atau keinginan).
Sedangkan menurut Surajiyo (2012 : 162) kata
fenomenologi berasal dari kata Yunani fenomenon, yaitu suatu yang tampak, yang
terlihat karena bercahaya, yang didalam bahasa Indonesia disebut gejala.
Sehingga fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena, atau
gejala sesuatu yang menampakkan diri.
Secara harfiah, fenomenologi atau fenomenalisme adalah
aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme adalah sumber pengetahuan
dan kebenaran. Fenomenalisme juga adalah
suatu metode pemikiran.
Fenomenologi merupakan sebuah aliran yang berpendapat bahwa, hasrat yang kuat
untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui pengamatan terhadap
fenomena atau pertemuan kita dengan realita. Karenanya, sesuatu yang terdapat
dalam diri kita akan merangsang alat inderawi yang kemudian diterima oleh akal
( otak ) dalam bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan
penalaran. Penalaran inilah yang dapat membuat manusia mampu berpikir secara
kritis, (Khalilah, 2013).
Fenomenologi merupakan kajian tentang bagaimana
manusia sebagai subyek memaknai obyek-obyek di sekitarnya. Pada intinya, bahwa
aliran fenomenologi mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita ketahui
sekarang ini merupakan pengetahuan yang kita ketahui sebelumnya melalui hal-hal
yang pernah kita lihat, rasa, dengar oleh alat indera kita. Fenomenologi
merupakan suatu pengetahuan tentang kesadaran murni yang dialami manusia, (Wattimena,
2009).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
dipahami bahwa fenomenologi berarti ilmu tentang gejala-gejala (fenomena) apa
saja yang nampak. Sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisi
terhadap gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita. Adapun gejala-gejala
yang tampak berdasarkan kehidupan sehari-hari misalnya kejadian siang dan malam.
Filsafat Fenomenologi berusaha untuk mencapai
pengertian yang sebenarnya yang dinamakan untuk mencapai “hakikat segala
sesuatu”. Untuk mencapai hakikat segala sesuatu itu melalui reduksi.
Para ahli tertentu mengartikan Fenomenologi sebagai
suatu metode dalam mengamati, memahami, mengartikan, dan memaknakan sesuatu
sebagai pendirian atau suatu aliran filsafat.
Dalam pengertian suatu metode, Kant dan Husserl,
mengatakan bahwa apa yang diamati hanyalah fenomena, bukan sumber gejala itu
sendiri. Dengan demikian, terhadap sesuatu yang diamati terdapat hal-hal yang
membuat pengamatannya tidak murni. Tiga hal yang perlu disisihkan dari usaha
menginginkan kebenaran yang murni, yaitu:
a.
Membebaskan diri dari anasir atau
unsur subjektif,
b.
Membebaskan diri dari kungkungan
teori, dan hipotesis, serta
c.
Membebaskan diri dari
doktrin-doktrin tradisional.
Setelah
mengalami reduksi yang pertama tingkat pertama, yaitu reduksi fenomenologi atau
reduksi epochal, fenomena yang dihadapi menjadi fenomena yang murni, tetapi
belum mencapai hal yang mendasar atau makna sebenarnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan reduksi kedua yang disebut reduksi eiditis. Melalui reduksi kedua,
fenomena yang kita hadapi mampu mencapai inti atau esensi. Kedua reduksi
tersebut adalah mutlak. Selain kedua reduksi tersebut terdapat reduksi ketiga
dan yang berikutnya dengan maksud mendapatkan pengamatan yang murni, tidak
terkotori oleh unsur apa pun, serta dalam usaha mencari kebenaran yang
tertinggi.
Tokoh-tokoh
yang cukup aktif dalam pengembangan Fenomenologi
adalah Edmund Husserl (1859-1938), Max Scheller
(1874-1928), Martin
Heidegger (1889-1976).
Sumber:
Salam, Burhanuddin. 2008. Pengantar
Filsafat. Jakarta : Bumi Aksara.
Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat
Suatu Pengantar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Khalilah,Stroyatul.2013.https://khalilahroyatul.wordpress.com/author/stroyatulkhalilah/page/3/. Diakses tanggal 30 Desember 2016
Thank's:)
BalasHapus